Banyak Bangkit Infrastruktur, Bagaimana Nasib Utang Bumn Ri?
Ilustrasi Pembangunan Infrastruktur/Foto: Agung PambudhyJakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar membangun aneka infrastruktur di dalam negeri, mulai dari jalan tol sampai pembangkit listrik.
Proyek-proyek ini rata-rata dikerjakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Para perusahaan pelat merah ini tentu tidak sepenuhnya menggunakan uang kas sendiri untuk proyek, kekurangan dananya ditutup menggunakan utang.
Dengan proyek infrastruktur yang gencar, masih amankah utang BUMN? Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, menyampaikan ketika ini utang BUMN masih aman.
- 2010: Rp 174,7 triliun
- 2011: Rp 222,1 triliun tumbuh 27,13%
- 2012: Rp 304,3 triliun tumbuh 37,01%
- 2013: Rp 465,6 triliun tumbuh 52,01%
- 2014: Rp 504,6 triliun tumbuh 8,38%
- 2015: Rp 524,6 triliun tumbuh 3,96%
- 2016: Rp 581,9 triliun tumbuh 10,92%
- 2017: Rp 632,6 triliun tumbuh 8,71%
- 2018: Rp 648,1 triliun tumbuh 2,45%
Pertama, tidak banyak proyek yang membutuhkan utang. Kedua, keuntungan BUMN-nya sudah tinggi sehingga ada uang kas yang dapat dipakai untuk menjalankan proyek.
"Kami sudah bikin analisis untuk Wijaya Karya, BUMN konstruksi, sudah kami cek ke BUMN infrastruktur. Justru semua naik labanya," kata Erani ketika berkunjung ke markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
"Beberapa tahun terakhir ini naiknya tidak besar. Kaprikornus tidak ada masalah, semua aman," jelasnya.
Saksikan juga video 'Peringkat Utang RI Naik, Kebijakan Pemerintah Lebih Kredibel':
Sumber detik.com
Komentar
Posting Komentar