Bos Freeport Ungkap Fakta-Fakta Akad Lepas 51% Saham

Foto: Rachman HaryantoFoto: Rachman Haryanto

Jakarta - Pemerintah dan Freeport McMoRan inc menyepakati divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Kesepakatan ditandai penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum dengan Freeport McMoRan.

Kesepakatan ini memicu kritik. Ada yang bilang HoA tidak mengikat sehingga berpotensi untuk batal. Bahkan ada yang menilai kesepakatan itu pencitraan karena dilakukan dalam tahun politk. Di 2018 ada pemilihan kepala kawasan (pilkada) dan persiapan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2019-2024.

Menjawab kritikan ini, Direktur Eksekutif PTFI Tony Wenas membeberkan kesepakatan divestasi 51% saham perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Wawancara berlangsung di kantor PTFI JL HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Berikut petikannya:

Freeport melihat HoA yang sudah ditandatangani menyerupai apa?

HoA ini lebih membicarakan soal divestasi baik struktur maupun harganya. Namun ini satu paket dengan gosip lainnya yakni soal perpanjangan izin operasi hingga 2041, pembanguan smelter, stabilitas perpajakan dan stabilitas hukum. Ini tentunya semuanya memperlihatkan kepastian operasional ke depan untuk PTFI

HoA ini tidak mengikat, masih mungkin batal, komitmen Freeport menyerupai apa?

Komitmen kami tetap kesatuan paket ini perlu dijalankan bersama dengan pemerintah. Kalau dibilang mengikat atau tidak, saya contohkan contohnya beli rumah real estate, IMB-nya belum dipisahkan, HGB-nya masih induk, sehingga tidak sanggup perjanjian jual beli. Setelah dokumen lengkap gres perjanjian jual beli, kira-kira menyerupai itu. Kewajiban moralnya ada di situ. PTFI intensinya untuk menuntaskan ini. Pokoknya harus sanggup selesai.

Divestasi ini kan jalannya panjang, ada yang bilang divestasinya ribet, bekerjsama komitmen Freeport untuk divestasi menyerupai apa?

HoA sudah ditandatangani. Ini memperlihatkan niat kami untuk divestasi 51%. Apapun yang terjadi di masa kemudian nanti kita berpolemik tidak berkesudahan. Intinya kami sudah siap divestasi. Ini kan hal yang baik. Niat baiknya sudah terperinci terlihat.

Ada yang singgung terkait pembelian hak partisipasi Rio Tinto yang dibilang rumit, bekerjsama menyerupai apa?

Sebenarnya lebih mudah, dengan adanya Rio Tinto di situ dan ia mau jual akan lebih gampang dan buktinya memang iya. Rio Tinto itu memang jadi partner kami di proyek Grasberg dari tahun 1996, perjanjiannya menurut persetujuan pemerintah. Makara pemerintah juga tahu.

Selama itu dari 1996 hingga kini dalam laporan kami selama ini juga ada Rio Tinto di dalamnya, semua laporan ada. Makara dengan Rio Tinto yang mau keluar dan ketika pemerintah mau ambil 40% hak partisipasi Rio Tinto jadi lebih mudah. Lalu juga ada saham Indocopper yang menjadi 1 paket sehingga pemerintah sanggup mampu 51%.

Jadi divestasi ini lebih gampang dan lebih murah?

Iya, alasannya yakni proses juga ini sudah dilalui dengan banyak sekali macam pendapat dari institusi keuangan, penasihat keuangan dan lain sebagainya.

Setelah divestasi simpulan nanti strukturnya PTFI menyerupai apa?

Jadi ini kan partnership antara Freeport dengan Inalum, tentu dilakukan tolong-menolong dengan catatan bahwa yang me-manage operasional Freeport. Karena kami juga investasi US$ 8 miliar di tambang bawah tanah itu. Semua dilakukan sesuai dengan long term investment plan yang sudah ada kini dan disepakati bersama. Makara kuncinya yakni satu partnership antara Freeport dan Inalum.

Total investasi berapa?

Total investasi US$ 15 miliar- US$ 20 miliar hingga dengan 2021

Apakah biaya itu akan ditanggung dengan Inalum juga?

Sedapat mungkin itu didanai oleh PTFI sendiri. Kalau memang kurang uangnya ya ujungnya minta ke pemegang saham. Tapi pada dasarnya ini akan dilakukan sesuai dengan rencana long term investasi yang dibuat.

Progres pembangunan smelter sudah sejauh apa?

Keseluruhannya ini memang 1 paket, tapi memang sudah dilakukan kesiapan lahan, engineering desain, detil desain, pemaparan lahan siap. Bahkan kami juga sudah membelanjakan lebih dari US$ 100 juta untuk persiapan itu. Tapi semuanya tergantung paket kolaborasi itu. Lokasinya ada di Gresik tapi ada alternatif lain kami akan kolaborasi dengan Amman Mineral.

Rekomendasi lingkungan menyerupai apa?

Kami sedang intensif diskusi dengan Kementerian LHK dan dalam pertemuan reguler mencari bagimana jalan keluar khususnya mengenai pengelolaan talium. Ini perlu dibentuk site spesifik mengingat kondisi cuaca dan kondisi alam di Papua khususnya di Grasberg, curah hujannya tinggi, dengan tebing sangat curam.

Bayangkan tambangnya ada di 4.000 meter di atas permukaan laut. Pabrik ada di 3 000 meter di atas laut, kota Tembagapura ada di 2.000 meter di atas permukaan bahari dan tempat pengendapan talium kira-kira 50 meter di atas permukaan laut. Makara jarak yang ada kira-kira sekitar 80 km dan ada ketinggian 4.200 meter di atas laut, ini sangat unik.

Citra Freeport di mata publik negatif, sebetulnya menyerupai apa donasi Freeport untuk negara?

Kalau kami dibilang donasi sedikit katakanlah oh royalti emasnya cuma 1%. Tapi kenyataannya bukan 1%, ada double royalti yang disepakati di 1997, royalti tembaga 3,7% bahkan ada double royalti juga. Makara keseluruhan penerimaan negara ini besar sekali, dari pajak penghasilan badan, kalau perusahaan lain hanya bayar 25% Freeport itu bayar 35% alasannya yakni kontrak karyanya bicara menyerupai itu. Kemudian ada pajak-pajak lainnya, pajak kawasan dan royalti yang jumlahnya keseluruhannya miliaran dolar.

Jadi kalau dari pendapatannya Freeport katakanlah 100% revenuenya, 60% itu penerimaan negara masuk ke Freeport 40%. Itu sekarang, kedepannya sesudah bersama Inalum sanggup lebih lagi, barangkali 75% untuk negara, 25% untuk Freeport.

Katanya Freeport dan Pemerintah sama-sama capai untuk proses divestasi ini, kenapa?

Ya kalau soal cape, ya memang letih juga. sudah cukup usang kami melaksanakan perundingan selama 1,5 tahun, cukup intens dengan banyak sekali macam hal. Tentu sangat melelahkan, saya yakin timnya pemerintah dan Inalum juga lelah. Tapi saya yakin keputusan ini baik untuk semua pihak. Ini juga harapannya baik untuk masyarakat, khususnnya untuk masyarakat Papua. Jangan lupa pemerintah provinsi juga sanggup saham. Makara ini balasannya baik, walaupun letih tapi kalau balasannya baik saya senang, malah letihnya jadi hilang.

Berapa bekerjsama potensi laba PTFI ke depannya?

Cadangannya memang masih sangat besar kalau tidak salah tembaga 38 miliar pound, cadangan emas 38 juta ounce. Bahkan mungkin tambang ini masih sanggup dikelola hingga di sesudah 2041. Itu masih di tempat yang sama. Makara ini masih menjanjikan. Tambang Grasberg ini tambang kelas dunia, jadi sangat baik bagi pemerintah dan Inalum ikut di dalamnya. Bagi kami juga baik ada partner.

Banyak yang curiga kesepakatan divestasi ketika ini alasannya yakni pencitraan politik?

Kami si tidak ikut berpolitik, yang terperinci kami menganggap ini hal yang baik, dilakukan lebih cepat, ya lebih baik. Kami bahkan berharap simpulan tahun lalu. Saya dengar ini timing-nya saja kebetulan jatuhnya sekarang, apalagi kita juga sudah cukup letih.

Intinya Freeport happy tidak dengan kesepakatan ini?

Ya kami happy, saya senang. Ini win-win buat semua pihak. Kita sanggup punya partner dengan inalum, dan juga ada kepastian operasional hingga 2041.
Sumber detik.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menciptakan Metatrader 4 Portable Dan Mt4 Portabel

One Time Password Pada Metatrader | Otp

One Time Password Pada Metatrader | Otp